cengkeh kering (copas google) |
MEDIA SELAYAR. Petani Cengkeh di Kabupaten Kep.Selayar mengeluhkan kurangnya bunga cengkeh dan turunnya harga tahun ini. Hasil panen cengkeh petani pada tahun ini di sejumlah daerah penghasil cengkeh yang tersebar dibeberapa wilayah kecamatan se-Kab.Kep.Selayar menurun drastis hingga melampaui seperdua dibawah hasil panen tahun lalu.
Kebanyakan dari petani cengkeh mengaku mengalami kerugian pada tahun ini, mengingat tingginya biaya panen hingga pengeringan dan siap jual dibandingkan dengan harga jual hasil panen yang mereka terima.
Seperti yang ditemui diperkebunan cengkeh yang ada di desa Kohala dan Bonea Makmur Kecamatan Bontomanai banyak pohon cengkeh yang tidak berbuah, tapi belum diketahui penyebab kurangnya bunga cengkeh didaerah ini.
Seperti yang ditemui diperkebunan cengkeh yang ada di desa Kohala dan Bonea Makmur Kecamatan Bontomanai banyak pohon cengkeh yang tidak berbuah, tapi belum diketahui penyebab kurangnya bunga cengkeh didaerah ini.
Menurut Deng Amming salah seorang petani cengkeh yang ditemui (14/9) menyatakan bahwa kemungkinan besar faktor musim kemarau. Untuk kemungkinan penyebab lainnya, Deng Amming mengaku tidak tahu.
" Panas cuaca baru air untuk menyiram juga sangat susah kita angkut ke lokasi, jadi sebisanya saja kita siram, untuk yang lain-lain saya tidak tahu, karena begini biasanya, kalau kurang kena air "
Lain lagi dengan pengakuan Ibu Nurmin, warga Bontomanai yang mengaku mengalami kerugian pada tahun ini. Pasalnya hasil panen yang didapat tidak sebanding dengan upah panjat dan upah pengeringan yang dikeluarkan sebesar 100 ribu perhari per orang
" Bayangkan Pak, kalau tidak dipetik maka pohonnya akan mati, sementara kalau dipetik maka ongkos petiknya akan mahal. jadi sama saja kita membersihkan kebun, panen tanpa hasil "
Dari hasil pengumpulan informasi ke sejumlah petani cengkeh, bahwa penurunan jumlah hasil panen cengkeh pada tahun ini, yang paling dirasakan anjlok adalah daerah perkebunan cengkeh warga di wilayah Bontosikuyu dan wilayah Bontomanai serta wilayah Buki.
" Panas cuaca baru air untuk menyiram juga sangat susah kita angkut ke lokasi, jadi sebisanya saja kita siram, untuk yang lain-lain saya tidak tahu, karena begini biasanya, kalau kurang kena air "
Lain lagi dengan pengakuan Ibu Nurmin, warga Bontomanai yang mengaku mengalami kerugian pada tahun ini. Pasalnya hasil panen yang didapat tidak sebanding dengan upah panjat dan upah pengeringan yang dikeluarkan sebesar 100 ribu perhari per orang
" Bayangkan Pak, kalau tidak dipetik maka pohonnya akan mati, sementara kalau dipetik maka ongkos petiknya akan mahal. jadi sama saja kita membersihkan kebun, panen tanpa hasil "
Dari hasil pengumpulan informasi ke sejumlah petani cengkeh, bahwa penurunan jumlah hasil panen cengkeh pada tahun ini, yang paling dirasakan anjlok adalah daerah perkebunan cengkeh warga di wilayah Bontosikuyu dan wilayah Bontomanai serta wilayah Buki.
Bukan hanya menurun separuh dari musim lalu tapi menurun 3 kali lipat dari musim lalu.
Belum lagi hasil panen yang kurang, harga cengkeh di Kab.kep.Selayar juga mengalami penurunan pada tahun ini. Saat ini harga cengkeh kering diberlakukan pedagang yang langsung membeli ke petani hanya berada pada kisaran 78rb hingga 80rb per kilogramnya, padahal sebelumnya harga cengkeh kering menembus angka 130ribu perkilogramnya.
Petani cengkeh hanya berharap agar Pemerintah memperhatikan hasil perkebunan cengkeh dan harganya di Kabupaten Kepulauan Selayar. (lo2)
Belum lagi hasil panen yang kurang, harga cengkeh di Kab.kep.Selayar juga mengalami penurunan pada tahun ini. Saat ini harga cengkeh kering diberlakukan pedagang yang langsung membeli ke petani hanya berada pada kisaran 78rb hingga 80rb per kilogramnya, padahal sebelumnya harga cengkeh kering menembus angka 130ribu perkilogramnya.
Petani cengkeh hanya berharap agar Pemerintah memperhatikan hasil perkebunan cengkeh dan harganya di Kabupaten Kepulauan Selayar. (lo2)
BACA : Nasib 2 Warga Selayar Yang Di Culik Abu Sayyaf Belum Diketahui