MEDIA SELAYAR. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) G110 Perikanan-Kelautan Universitas Hasanuddin Makassar menggelar Pelatihan Produk Pengembangan Hasil Tangkapan Berbahan Dasar Cumi, bertempat di Aula PKK Desa Bontosunggu, Kecamatan Bontoharu, Kepulauan Selayar, pada Minggu (30/7/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Bontosunggu Andi Patmahwati, SE., Penyuluh Perikanan Kecamatan Bontoharu, Ketua TP. PKK Desa Bontosunggu serta anggota PKK Desa Bontosunggu.
Sri Jayanti selaku Mahasiswa Penanggungjawab kegiatan mengatakan bahwa sasaran dari pelatihan ini adalah para ibu rumah tangga (IRT). Sri menjelaskan ide ini bermula dari sebuah observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKNT Perikanan-Kelautan Unhas sejak berada di Kampung Nelayan Padang, Selayar.
"Pelatihan ini dilakukan setelah dilakukan observasi atau pengamatan sejak kami berada disini (Kampung Nelayan Padang). Kami melihat banyak nelayan, ketika terjadi cuaca buruk, hasil tangkapannya dikeringkan," ucap Sri Jayanti, kepada Pewarta, pada Senin (31/7/2023).
Namun, hasil tangkapan yang dikeringkan ini justru membusuk akibat cuaca yang tidak menentu, yang menyebabkan turunnya kualitas hasil tangkapan. Sangat disayangkan kalau hal tersebut tidak dicarikan solusinya. Maka, untuk meminimalisir hal itu, kami mengadakan dan memfasilitasi kegiatan pelatihan ini," jelasnya.
Lanjut, Ia mengungkapkan pelatihan pengembangan hasil tangkapan tersebut berbahan dasar cumi basah, dan dikembangkan menjadi produk berupa sambal cumi. Pembuatan sambal cumi ini, dikatakan Sri, menjadi alternatif lain dalam pengelolaan cumi, selain dikeringkan.
"Inilah yang akan menambah nilai jual dan keuntungan yang tentu akan meningkatkan kesejahteraan para ibu rumah tangga. Apalagi, bisnis sambal cumi sekarang ini sangat trend dikalangan masyarakat, karena merupakan makanan siap saji yang tidak mengandung bahan pengawet," tutur Sri Jayanti.
Lebih lanjut, Sri Jayanti mengatakan bahan utama dalam pembuatan sambal ini tidak mutlak harus cumi basah, melainkan bisa diganti dengan ikan teri, ini hanyalah salah satu cara untuk memvariasikan produksi olahan.
Sri menuturkan, selain langsung praktek, Mahasiswa KKNT Unhas juga telah membuat sebuah panduan cara membuat produk sambal cumi tersebut. Sehingga, ketika Mahasiswa kembali ke kampus, produk ini tetap bisa di kembangkan oleh masyarakat.
Pelatihan Produk Pengembangan Hasil Tangkapan ini dilengkapi pula dengan penyampaian strategi pemasaran dan contoh labeling produk.
Strategi pemasaran yang disampaikan oleh Sri Jayanti yakni dengan memanfaatkan tekhnologi informasi digital, dengan menggunakan sosial media seperti pembuatan akun Shoppe Shop, Facebook, dan Instagram yang dilengkapi dengan caption yang menarik minat konsumen untuk membeli produk.
Apalagi Desa Bontosunggu merupakan Desa Digital pertama di Kepulauan Selayar, yang diresmikan oleh Bupati Kepulauan Selayar H. Muh. Bali Ali, pada Kamis 1 September 2022 lalu.
Selain ditetapkan sebagai Pilot Procjet atau percontohan Desa Digital, Desa Bontosunggu juga dicanangkan sebagai Desa Cantik atau Desa Cinta Statistik yang merupakan program Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Selayar. Tentu hal ini akan semakin memaksimalkan pemasaran produk Sambal Cumi produksi masyarakat Kampung Nelayan Padang.
Salah seorang peserta pelatihan, Nur Indah Sari sangat bersyukur dengan adanya pelatihan tersebut.
"Semoga dengan pelatihan kemarin dapat menjadi bahan referensi untuk ibu-ibu, terutama diri pribadi saya untuk dijadikan ide usaha atau jualan, dan menjadi menu baru untuk olahan cumi-cumi," kata Nur Indah.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Bontosunggu Andi Patmahwati, SE., berharap hasil kreasi Mahasiswa KKNT Unhas dapat diteruskan dan dikembangkan lebih lanjut oleh para emak-emak di Desa Bontosunggu
"Semoga ini bisa menjadi salah satu produk unggulan dari UMKM Desa Bontosunggu," harap Andi Patmahwati.
Sekedar informasi, Mahasiswa KKNT G.110 Perikanan-Kelautan Unhas Posko Desa Bontosunggu berjumlah 8 (Delapan) orang, masing-masing Koordinator Desa, Moh. Dzawil Muayyad (Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan), Sekertaris, Milda (Sastra Daerah), Bendahara Siti Nur Azisah Aprianti (Geogisika).
Sementara, Bagian Humas Magfirah Adinda Putri (Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan), Bagian Publikasi dan Dokumentasi, Muhammad Alim Fikri (Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota), serta anggota Khaerul Akhsan (Ilmu Peternakan), Sri Jayanti (Budidaya Perairan) dan Novri Andini D.R (Ilmu Kelautan). (Afd/Maf).