Iklan

Fenomena Alam di Perairan Laut Kepulauan Selayar, Begini Penjelasan Ahli Ekologi Unhas

Media Selayar
Jumat, 20 Januari 2023 | 17:28 WIB Last Updated 2023-01-20T09:28:41Z

Media Selayar
Foto : Media Selayar

MEDIA SELAYAR
– Terkait kejadian berubahnya warna air laut menjadi hijau di Kabupaten Kepulauan Kepulauan Selayar menjadi bahan perbincangan publik tidak terkecuali para ahli dan pakar perikanan kelautan serta ahli Ekologi Laut.

Diantaranya ahli ekologi laut Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Ambo Tuwo ikut memberi penjelasan mengapa fenomena itu terjadi.

"Jadi itu (air laut) hijau namanya blooming. Itu blooming artinya populasinya itu meledak, jadi populasi plankton itu banyak sekali," jelas Prof Ambo kepada detikSulsel, Jumat (20/1/2023).

Dia mengatakan, kondisi ini disebabkan oleh adanya suplai bahan organik dari darat yang masuk ke laut. Hal inilah yang memicu populasi plankton di lautan bertambah secara drastis.

"Karena ada bahan organik berlebihan, maka fotosintesa mikroalgae, itu tumbuhan kecil di dalam air, yang populasinya meledak," ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof Ambo menjelaskan penyebab air laut berubah menjadi hijau ini juga disertai bau busuk. Dia mengatakan itu imbas dari meledaknya populasi plankton.

Saat siang hari, kata dia, plankton akan menghasilkan oksigen yang berlimpah di laut, dan juga menggunakannya saat malam hari. Ketika populasi plankton bertambah secara drastis, tumbuhan ini juga akan menggunakan oksigen yang banyak pada malam hari sehingga menyebabkan kadar oksigen di laut lebih rendah.

"Itu tumbuhan kalau siang dia menghasilkan oksigen, tapi kalau malam dia juga menggunakan oksigen. Pada saat malam hari, itu menyebabkan kandungan oksigen di dalam air rendah. Karena rendah di dalam air, akibatnya hewan-hewan di dalam air itu mati, kekurangan oksigen," sambungnya.

Pemicu Populasi Plankton di Lautan Meledak

Prof Ambo juga menjelaskan fenomena blooming ini dipicu oleh berbagai hal, salah satunya musim hujan yang terjadi belakangan ini. Saat musim hujan, bahan organik dari daratan akan terbawa arus menuju laut.

Bahan-bahan organik ini, kata dia, mengandung sejumlah nutrien yang merupakan makanan utama plankton atau tumbuhan laut yang bisa membuat air menjadi hijau jika populasinya meledak.

"Biasanya memang kalau habis hujan begitu. Kalau hujan kan bahan organik dari darat, itu turun ke laut, terjadi ledakan populasi, itu yang populasinya meningkat tinggi," ujarnya.

"Karena itu tumbuhan yang meledak, yang warna hijau," sambungnya.

Dia menambahkan, bahan organik tersebut bisa berasal dari sisa-sisa pupuk dari lahan pertanian, bahan organik dari limbah dari rumah tangga, serta bahan organik lainnya yang membusuk.

Diberitakan sebelumnya, air laut di Kabupaten Kepulauan Selayar tiba-tiba berubah menjadi warna hijau bikin heboh warga. Menanggapi hal tersebut, Pemkab Selayar meminta agar warga tidak mengkonsumsi ikan untuk sementara.

"Mohon jangan dikonsumsi dulu, sebelum ada kepastian dari uji laboratorium bahwa ikan tersebut aman dan tidak berbahaya, ini sebagai bentuk langkah antisipasi," kata Wakil Bupati Saiful Arif dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (19/1/2023).

Fenomena air laut berubah menjadi hijau ini terjadi di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai sejak Selasa (17/1). Air laut tiba-tiba berubah menjadi warna hijau hingga ke pesisir Jalan Mursalim Daeng Mamangung, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng.

Pemkab Selayar melalui dinas terkait telah mengambil sampel air laut serta ikan di wilayah tersebut. Sampel tersebut kemudian dibawa ke Makassar untuk dilakukan uji laboratorium. (***)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Fenomena Alam di Perairan Laut Kepulauan Selayar, Begini Penjelasan Ahli Ekologi Unhas

Trending Now

Iklan