MEDIA SELAYAR – Sudah lebih dari sepekan bahkan lebih lama warga Kepulauan Selayar dipaksa hidup dalam bayang-bayang gelap, pagi siang maupun malam. Listrik dari PLN yang seharusnya menjadi tulang punggung aktivitas masyarakat justru berubah menjadi sumber frustrasi. Bukan hanya rumah tangga, tetapi pelaku UMKM, penyedia layanan publik, bahkan kantor pemerintahan pun ikut lumpuh saat aliran listrik PLN padam.
Pemadaman listrik terjadi setiap hari, bahkan dalam satu hari bisa terjadi hingga tiga kali pemadaman, pagi, siang, dan malam. Tanpa informasi yang tepat waktu dan tanpa jeda pemulihan yang konsisten.
Sebagian pelanggan masyarakat Selayar pun mulai kehilangan kesabaran tergambar dari banyaknya postingan media sosial dan grup-grup whatsup Selayar yang kemudian sebagian dari mereka menumpahkan kekesalannya
“Kami ini jualan es, minuman dingin. Kalau listrik padam terus, stok rusak semua. Harus beli es batu di luar, dan itu pun rebutan,” ujar Rini (34), pemilik warung minuman.
" Sudah lebih banyak kerugian dari modal daging ayam kami karena kulkas sudah tidak bisa lagi mengawetkan akibat listrik yang tidak menyala, pak,' ungkap Muh Ilyas, penjual ayam pedaging di Selayar.
Bukan saja kedua pedagang kecil ini yang berkomentar tapi secara umum mengaku telah mengalami kerugian per hari.
Selama listrik PLN Selayar bermasalah seperti ini, jangankan keuntungan, untuk menutupi biaya operasional dan mengembalikan modal sudah tidak bisa, ujar sejumlah pedagang kecil yang ditemui Pewarta.
"Kalau sudah begini, rasanya ingin berhenti jualan saja," kata mereka kesal.
Kondisi lebih parah terjadi di SPBU saat listrik PLN padam. Pantauan Media Selayar, SPBU Parappa misalnya. Terpantau tidak bisa melayani masyarakat karena pompa BBM otomatis mati total saat listrik padam. Terlihat antrean kendaraan memanjang hanya untuk menunggu pasokan listrik kembali menyala agar kendaraan mereka bisa diisi BBM.
“Mau beli solar harus tunggu genset atau listrik nyala. Pernah jam 11 siang sampai jam 3 sore tutup total karena tidak bisa mengisi bahan bakar,” kata Ucu, sopir truk pengangkut barang dari Benteng ke Bontosikuyu.
Pemadaman listrik juga menghantam Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Selayar. Tanpa listrik, pompa air tak bisa dioperasikan. Sejumlah pelanggan juga terpaksa pasrah jika padam listrik.
“Air PDAM. Harus ambil air sumur pakai ember atau numpang di tetangga yang punya tandon. Beginilah kalau listrik mati maka semua tidak jalan, ” ujar Nur, warga Benteng.
Menurut staf teknis PDAM Selayar juga membenarkan hal jika padam listrik PLN di jalur PDAM maka pompa juga tidak jalan. Otomatis aliran air sangat lemah dan tentu tidak akan mengalir ke ribuan pelanggan PDAM.
Dampak lain yang dirasakan adalah gangguan akses internet di beberapa lokasi, BTS (menara pemancar sinyal) milik operator seluler tidak bisa beroperasi maksimal akibat padamnya listrik yang mengakibatkan catu daya pada BTS terganggu. Hal ini membuat sinyal lemah atau bahkan tidak ada sama sekali, terutama di wilayah perbukitan dan kecamatan luar kota.
“Layanan internet mati. Sinyal hanya dua bar, kadang hilang. Mau transaksi online, pakai QRIS, semua gagal,” keluh warga.
Hingga berita ini ditulis, pihak PLN ULP Selayar hanya memberikan pernyataan umum melalui penyebaran informasi di grup WhatsApp komunitas, bahwa pemadaman disebabkan oleh manajemen beban dan perbaikan mesin pembangkit PLTD Tangkala.
“Kami memahami keresahan masyarakat. Saat ini kami sedang melakukan upaya perbaikan dan manajemen distribusi untuk mencegah kerusakan lebih besar,” ini penjelasan salah seorang petugas PLN kepada awak media di kantor PLN ULP Benteng (tidak ingin disebutkan namanya).
Lain lagi jawaban Pimpinan PLN Selayar kepada pekerja jurnalis saat dikonfirmasi mengenai sejumlah hal di tubuh PLN Selayar. Ia menjawab bahwa harus bersurat resmi untuk data yang menurutnya adalah rahasia negara.
Termasuk alasan-alasan klasik lainnya terkait pemeliharaan jaringan dan penebangan pohon yang mengganggu, pemerhati Selayar menilai alasan ini terlalu klasik dan ltidak memberikan solusi jangka panjang atas kondisi listrik PLN Selayar saat ini.
Banyak juga yang mempertanyakan mengapa PLN tidak melakukan investasi infrastruktur yang lebih kuat atau menambah unit pembangkit cadangan.
Dampak dari pemadaman ini bukan hanya kerugian materi, tetapi juga tekanan psikologis. Anak-anak tidak bisa belajar baik daring maupun luring, ibu rumah tangga sulit memasak karena kebanyakan sudah tergantung listrik termasuk kebutuhan penerangan, pelaku usaha merugi, dan pelayanan jasa terhambat. Termasuk kondisi saat ini telah menganggu aktivitas pemerintah yang kantornya terkena pemadaman.
Pertanyaan besar pun muncul: Siapa yang bertanggung jawab? Apakah PLN? Ataukah pemerintah daerah ?
Sejumlah aktivis mulai mendesak agar audit publik terhadap sistem kelistrikan Selayar dilakukan terbuka, mengingat dampaknya sudah begitu luas dan merugikan.
Media Selayar berkomitmen untuk terus mengikuti perkembangan ini dan menyuarakan tuntutan masyarakat agar persoalan listrik tidak lagi menjadi “takdir” tahunan bagi warga Selayar. (Redaksi).
Baca Tuntas Penyebab Padamnya Listrik di halaman Utama Media Selayar