MEDIA SELAYAR. Wara-wiri pesona dan alat peraga berupa baligho, banner dan spanduk dengan beragam warna dan gaya bahasa yang terpampang di seantero kota Benteng hingga sampai ke pelosok-pelosok desa menandakan sebentar lagi perhelatan akbar demokrasi alias Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kepulauan Selayar akan berlangsung.
Begitu banyak pemilihan umum (Pemilu) yang rakyat harus ikuti setiap lima tahunan, mulai dari Pilpres, Pileg, Pilgub, Pilkada hingga Pilkades. Hal itu tentu sangat melelahkan, membosankan dan berulang tanpa makna signifikan sebagai mana tujuan kita berdemokrasi dan bernegara.
Tapi apapun itu, proses ini tetap membawa secercah harapan dan mimpi indah anak negeri akan hasil Pilkada yang memproduksi pemimpin peduli, cerdas dan ideal.
Dari sedemikian banyak alat peraga sosialisasi yang terpampang di ruang-ruang publik dan media sosial tersebut, sejumlah nama yang sengaja memproklamirkan diri sebagai kandidat, baik dengan bahasa langsung maupun sekedar tegur sapa dalam bentuk ucapan selamat hari raya atau dalam narasi basa-basi lainnya.
Mulai Dr. Usman Arsyad, Brigjend. (Purn) Nur Salam, H. Natsir Ali, Ir. H. Ady Anshar, S.HUT.,M.M., IPM., H.Saiful Arif, S.H., Abdul Rahman Masriat, S.M., Daeng Marowa, B.Eng., M.Eng., DR. Aji Sumarno, S.STP., M.M., DR. Andi Mulyadi Radjab, SE.MM., dan lain-lain yang kemungkinan masih belum mempublish niatnya untuk maju dalam kompetisi Pilkada Kepulauan Selayar 2024.
Sementara itu, komunitas nelayan yang menempati terbanyak kedua setelah pertanian adalah kelompok yang paling rentang dengan kemiskinan, keterbelakangan, pendidikan yang rendah, bahkan menjadi bulan-bulanan alat negara atas nama hukum sepertinya belum menjadi perhatian khusus bahkan cenderung termarginalkan.
Setidaknya para kandidat kita nantinya punya skenario cerdas memerdekakan mereka di negeri sendiri yang notabene adalah negeri kaya raya. Pun Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) konon sebagai media perjuangan dan wadah berhimpunnya para nelayan tak berdaya dan tak bisa berbuat banyak menyaksikan fakta di depan mata.
Komplikasi permasalahan nelayan berada pada status multi kompleks stadium akhir atau orang biasa menyebutnya sekarat. Ditengah kondisi keprihatinan yang memuncak atas kondisi ini, tentu kita tetap berharap sebuah keajaiban dan mu'jizat dari pikiran para bakal calon bupati dan wakil bupati kita hari ini.
Sejumlah nama bakal calon Bupati Kepulauan Selayar yang tersebut dengan pendidikan, pengalaman dan cita-cita yang mereka miliki, tak diragukan lagi keshohihan ilmu, sepak terjang dan niat baik mereka untuk seluruh rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sebagai wilayah kepulauan atau archiphelagos atau maritim, kita sangat berharap perspektif yang mumpuni balon bupati dan wakil bupati kita atas kondisi ini, terkhusus kaitannya dengan sosiologis kehidupan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. Rumusan terencana, sistemik-strategis dan holistik bagaimana kaum nelayan disejahterakan kehidupannya menjadi prasyarat utama menuju kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicita-citakan tersebut.
Ada baiknya rumusan pikiran balon bupati dan wakil bupati kita melalui timnya cerdasnya, mampu merumuskan pekerjaan penting ini, untuk disuguhkan sebagai hope (harapan) para nelayan, yang tentunya bukan sekedar berisi narasi dan janji manis.
Uraian sistemik dan logis (tidak muluk-muluk) tentu sangat baik jika mampu disuguhkan dan dinarasikan ketengah masyarakat khususnya ke para nelayan kita.
Teristimewa jika bakal calon bupati dan wakil bupati kita mau membuka diri untuk mengurai pikirannya dihadapan representasi para nelayan dan bersedia mendengar aspirasi mereka. "Selamat berkompetisi".
Ketua HNSI Kepulauan Selayar