MEDIA SELAYAR. Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) Batangmata No. 2 dan SMPN Todakke No. 21 Kepulauan Selayar memastikan diri mewakili Kecamatan Bontomatene pada Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar yang rencananya dilaksanakan Oktober nanti.
Kedua sekolah tersebut dipastikan lolos setelah mengikuti lomba FTBI tingkat Kecamatan Bontomatene yang diselenggarakan di SMPN Batangmata, hari ini, Rabu (27/9/2023).
SMPN Batangmata No. 2 Kepulauan Selayar lolos ke tingkat kabupaten untuk lomba mendongeng kategori putra dan putri, lomba pidato kategori putri, lomba komedi tunggal kategori putri, dan lomba cerpen kategori putra.
Sementara itu, SMPN Todakke No. 21 untuk lomba pidato kategori putra, lomba komedi tunggal kategori putra, dan lomba cerpen kategori putri.
Kepala SMPN Batangmata No.2 Kepulauan Selayar, Emilia Jusuf Kaluara, S.Pd., M.M., selaku tuan rumah menyampaikan bahwa adalah satu kesatuan utuh menarik benang merah antara program revitalisasi bahasa daerah dari kemendikbud di episode 17 merdeka belajar dengan program sehari berbahasa daerah di sekolah sebagai implementasinya dan Festival Tunas Bahasa Ibu yang menjadi wadah tempat aktualisasi diri dari peserta didik.
“Kegiatan ini tentu saja untuk membuktikan bahwa mereka (siswa) melestarikan bahasa daerahnya dan inilah yang diselenggarakan di Kecamatan Bontomatene yang diprakarsai oleh UPT SMPN Batangmata No. 2 Kepulauan Selayar berdasarkan juklak dari Disdikpora Kab. Kep Selayar dan juknis dari Balai Bahasa Provinsi Sulsel diikuti oleh seluruh sekolah jenjang SMP di Kecamatan Bontomatene,” terang Emilia.
Lebih lanjut Emilia juga menyampaikan bahwa juri yang dihadirkan pada FTBI Tingkat Kecamatan Bontomatene ini adalah mereka yang memang kapabilitas di FTBI kabupaten. Mereka adalah Syandrabau, S.Pd., Yuliana Aris, S.Pd., Bambang Adi Perkasa, S.Pd., dan Astuty Idayanti, S.Pd.
Sementara itu di tempat yang sama, Syandrabau, salah seorang juri mengapresiasi inisiatif SMPN Batangmata untuk menyelenggarakan FTBI tingkat Kecamatan Bontomatene ini.
Dikatakan Syandrabau, hal tersebut juga memberi peluang untuk siswa berkompetisi secara adil sebelum maju ke tingkat kabupaten.
"Kita berharap kegiatan seleksi ini tetap ada di tahun-tahun berikutnya agar yang nantinya bertarung di tingkat kabupaten adalah betul-betul mewakili kecamatan masing-masing,” papar Syandrabau.
Syandrabau juga berharap agar peserta yang lolos ke tingkat kabupaten yang rencananya Oktober mendatang bisa mempersiapkan dirinya mulai dari sekarang karena persaingan pasti akan lebih ketat.
Sekadar informasi, pada lomba FTBI ini semua peserta menggunakan pakaian adat dan setiap lomba diwajibkan berbahasa Selayar atau Makassar. (Dian)
