Iklan

Cerita Pilu Darmina, Korban Gempa Asal Pulo Madu Hingga Harus Dirawat di RS. Hayyung Selayar

Kamis, 16 Desember 2021 | 22:18 WIB Last Updated 2021-12-16T23:11:52Z


MEDIA SELAYAR.
2 (Dua) orang warga Desa Pulo Madu, Kecamatan Pasilambena, korban gempa bermagnitudo 7,5 yang terjadi di Larantuka, NTT, hingga hari ini Kamis (16/12) mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah KH. Hayyung, Benteng, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

 

Keduanya mengalami cedera parah dan luka yang cukup serius akibat tertimpa dinding tembok rumah batu dan balok kayu, saat hendak menyelamatkan diri saat gempa dengan goncangan yang cukup keras terjadi.

 

Kedua korban gempa ini diketahui merupakan warga Dusun One Satonda Timur, Desa Pulo Madu. Kedua korban merupakan satu keluarga, masing-masing bernama Darmina (55), dan Cari Kamba (65).

 

Kepada Pewarta, Darmina menceritakan kejadian yang menimpanya ketika gempa berkekutan 7,5 SR mengguncang Kecamatan Pasilambena. Saat gempa terjadi, Ia bersama suami serta 5 orang anaknya sementara berada di Dusun Latokdok, Desa Kalaotoa, Ibukota Kecamatan Pasilambena untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.

 

“Jadi pada saat gempa itu, saya bersama suami serta 5 orang anak sementara berada di Dusun Latokdok, Desa Kalaotoa, Ibukota Kecamatan Pasilambena untuk mengikuti vaksinasi Covid-19”, ucap Darmina.

 

Setelah mendengar dentuman yang cukup keras yang kemudian diikuti dengan goncangan yang cukup dahsyat, Ia pun berusaha untuk keluar dari rumah panggung milik keluarga yang ditempatinya selama di Latokdok.

 

“Pas terjadi getaran gempa, saya langsung bergegas turun dari rumah, namun sudah tidak bisa lagi. Goncangannya sangat keras, membuat saya terbanting bersama dengan anak saya yang masih kecil, berumur 1 tahun lebih. Bahkan anak saya itu terlepas dari pelukan saya”, ungkap Darmini sedih.

 

Lanjut, Darmina menuturkan saat anaknya terlepas, Ia berusaha untuk mengambilnya kembali. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, baru saja Darmina meraih dan memeluk anaknya kembali, sebuah balok kayu jatuh dan menimpa tangan kirinya, hingga anaknya kembali terlepas dari pelukannya.

 

Tanpa menghiraukan patah tulang pada bagian pergelangan tangan kirinya yang tertimpa balok kayu tersebut, Ia pun kembali menggendong anaknya dan berusaha keluar dari rumah panggung tersebut.

 

“Jadi setelah berhasil keluar dari rumah, guncangan berhenti. Saya langsung lari naik di daerah gunung, bersama dengan 5 orang anak. Suami saya lari ke kapal”, lanjutnya.

 

Darmina dengan 5 orang anaknya yang berhasil lari ke daerah ketinggian, membuat suaminya harus mencari-cari keluarganya tersebut. Ode Irwan suami dari Darmina, harus mencari anak istrinya hingga sebanyak 3 kali, naik turun daerah ketinggian di Kalaotoa.

 

Barulah di pencarian keempat, Ode Irwan menemukan mereka. Dan selanjutnya mengajak istri dan anaknya untuk kembali ke kampung halamannya di Dusun One Satonda Timur, Pulo Madu, dengan harapan saat tiba di rumahnya di Pulo Madu, mereka bisa berkumpul dengan orang tuanya, Cari Kamba.

 

Namun, saat tiba di Pulo Madu, mereka tidak lagi menemukan Cari kamba di rumahnya, melainkan informasi dan berita duka yang mereka terima dari keluarganya yang lain.

 

“Tiba di Pulo Madu, mama saya sudah tidak ada di rumah. Ternyata mama saya juga terkena musibah. Ia tertimpa dinding tembok rumah tetangga saat gempa terjadi. Kepalanya itu sangat parah, hingga tidak sadarkan diri”, cerita Darmina, sambil memegang pergelangan tangan kirinya, menahan sakit karena patah tulang.

 

Darmina lanjut bercerita, saat itu Ibunya akan mengungsi menuju dataran tinggi di Pulo Madu. Namun, nahas menimpanya, ketika Ibunya berlari menuju bukit dan sementara berada tepat disamping rumah tetangganya, tiba-tiba saja dinding tembok rumah tersebut roboh dan menimpa kepalanya.

 

Mengulang keterangan dari kerabatnya, Darmina mengatakan saat itu Ibunya tidak kelihatan karena tertimbun bongkahan dinding tembok yang menimpanya. Karena guncangan gempa terus saja terjadi, akhirnya masyarakat membawa Cari Kamba ke daerah bukit di Pulo Madu.

 

“Sehari semalam, Ibu saya tidak sadarkan diri. Nanti baru sadar saat kami dalam perjalanan menuju ke Selayar. Di Jolloro, Ibu saya baru bisa mengenali dan menyebut nama saya”, ucap Darmina.

 

Diberitakan sebelumnya, 2 (Dua) orang warga Desa Pulo Madu, Kecamatan Pasilambena, terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah KH. Hayyung, Benteng, Kepulauan Selayar, pada Rabu (15/12), lantaran mengalami cedera parah.

 

Keduanya berangkat dari Pulo Madu, sekitar pukul 09.00 Wita, dan tiba di pelabuhan Pattumbukang, Selayar sekitar pukul 21.35 wita, dengan menggunakan perahu jolloro KM. Fajar Timur, milik mereka sendiri, yang juga sekaligus dinakhodai langsung oleh Ode Irwan. 

 

Kedua korban gempa ini ditemani oleh 6 orang keluarga, dan seorang Bidan Desa di Pulo Madu. Di pelabuhan Pattumbukang mereka dijemput oleh Tim Publik Safety Centre (PSC) bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kepulauan Selayar, dan selanjutnya diantar menuju Rumah sakit KH. Hayyung, Benteng untuk mendapatkan perawatan. (Afd).

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Cerita Pilu Darmina, Korban Gempa Asal Pulo Madu Hingga Harus Dirawat di RS. Hayyung Selayar

Trending Now

Iklan