MEDIA SELAYAR — Hujan deras tanpa henti sejak Jumat (4/7) menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Sinjai dikepung banjir pada Sabtu (5/7).
Dilaporkan ada Sembilan kecamatan terdampak banjir dan longsor, ratusan warga mengungsi, sejumlah akses jalan lumpuh, dan tanggul jebol di sejumlah titik. Pemerintah menetapkan status tanggap darurat bencana.
Saksi mata menggambarkan banjir datang begitu cepat saat sebagian warga sedang tidur.
“Jam 1 malam air sudah masuk rumah. Kami hanya sempat menyelamatkan anak-anak dan baju seadanya,” ungkap Sitti Rahma (47), warga Desa Bua, Kecamatan Tellulimpoe, sambil membersihkan lumpur di halaman posko pengungsian.
Kepala BPBD Sulawesi Selatan, Amson Padolo, mengatakan bencana ini dipicu hujan ekstrem yang memicu luapan sungai di beberapa titik.
“Ada sembilan kecamatan terdampak. Terparah di Sinjai Utara, Timur, Tellulimpoe, dan Sinjai Borong. Ratusan rumah terendam, dua warga luka ringan karena longsor, dan jalur poros Sinjai–Malino lumpuh total tertutup material longsor,” jelasnya kepada awak media.
9 kecamatan terdampak, termasuk Sinjai Utara, Tengah, Timur, Borong, Tellulimpoe, dan Ulaweng.
Ratusan kepala keluarga mengungsi ke lokasi aman. Pendataan masih berlangsung.
Sebanyak 2 warga luka ringan akibat longsor di Desa Biji Nangka, Sinjai Borong.
Selain itu dilaporkan sebanyak 3 jembatan putus akibat derasnya arus sungai. Jalan poros Sinjai–Malino tertutup longsor dan belum bisa dilalui.
Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif, turun langsung ke lapangan pagi tadi untuk memantau kondisi warga dan posko darurat. Dalam kunjungannya ke Desa Pattongko, ia menyerahkan bantuan logistik dan meminta warga tetap waspada.
“Kami sudah siapkan posko, dapur umum, dan tenaga medis di kecamatan terdampak. Warga diminta jangan kembali ke rumah sebelum kondisi aman. Keselamatan jiwa adalah prioritas,” tegasnya.
Kepala BPBD Sinjai, A.H. Andi Hasri, menyebut upaya pembersihan jalur longsor sedang dilakukan dengan bantuan alat berat dari provinsi.
“Akses ke poros utama lumpuh total, warga terpaksa memutar ke jalur alternatif. Kami juga memulihkan fungsi tanggul yang jebol untuk mencegah banjir susulan,” jelasnya.
BPBD membuka hotline 112 untuk permintaan evakuasi, laporan kondisi darurat, dan informasi bantuan. Posko pengungsian didirikan di kantor-kantor kecamatan serta masjid besar di daerah terdampak.
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan TNI-Polri, BPBD, relawan, dan warga masih terus melakukan evakuasi dan pembersihan material longsor. (***).
BACA JUGA : Banjir dan Longsor Landa Bulukumba Ribuan Rumah Terdampak 4 Jembatan Putus