iklan

Fenomena Sinkhole "Lubang Besar " Terjadi Di Maros

Media Selayar
Selasa, 24 Desember 2019 | 21:58 WIB Last Updated 2019-12-24T14:07:22Z

MEDIA SELAYAR. Sebuah lubang besar tiba-tiba muncul di Dusun Tanatakko, Desa Lebbotengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.

Lubang berdiameter sekitar 15 meter dan dalam 20 meter ini terbentuk di tengah sawah. Lubang besar ini berjarak sekitar 300 meter dari pemukiman warga.

Adi Maulana Kepala Pusat Studi Kebencanaan Unhas mengatakan, kejadian tersebut adalah fenomena sinkhole.

Dalam istilah geologi, sinkhole diartikan sebagai lubang runtuhan di permukaan atau depresi yang terbentuk secara alami. Muncul akibat hilangnya lapisan tanah atau batuan permukaan akibat aliran air di bawah tanah.

Lokasi tempat kejadian disusun oleh formasi batuan tonasa, yang merupakan batuan karbonat dengan umur eosen sampai dengan miosen.

Formasi ini sama dengan yang membentuk kawasan karst Bantimurung. Memanjang sampai dengan Pangkep.

Seiring dengan waktu, di beberapa tempat yang mempunyai topografi landai akibat erosi permukaan, formasi ini ditutupi oleh material alluvial sampai dengan ketebalan hingga 3-5 meter.

“Dapat dilihat dengan jelas material-material lepas aluvial di dinding tanah bagian dalam yang longsor,” ungkap Adi.

Daerah yang disusun oleh batuan karbonat atau batugamping akan mempunyai topografi permukaan yang khas, yang kemudian dikenal dengan istilah karst, yaitu kawasan yang membentuk morfologi atau bentang alam khas akibat pelarutan material karbonat oleh air hujan.

Material karbonat yang bersifat basa akan bereaksi dengan air hujan dan air permukaan yang bersifat asam.

Proses pelarutan ini menghasilkan permukaan yang menyerupai tower-tower, bergantung dari sifat fisik dan kimia dari batuannya, tower-tower bisa berbentuk bulat dan ada juga yang berbentuk seperti kotak-kotak.

Di bawah permukaan, daerah-daerah ini akan membentuk saluran-saluran yang kemudian akan dipenuhi oleh air permukaan dan menjadi saluran air bawah tanah atau sungai-sungai bawah tanah.

Saluran inilah yang kemudian akan terus membesar dan pada titik tertentu akan mengurangi kekuatan atau daya dukung tanah diatasnya.

Akibat adanya tekanan, air yang berasal dari bahwa tanah tertekan naik ke atas permukaan, mendekati permukaan tanah.

Fenomena yang terjadi di Maros sebenarnya sangat umum terjadi terutama di daerah yang disusun oleh batuan gamping atau batuan karbonat.

Di Sulawesi Selatan, batuan jenis ini dimasukkan kedalam kelompok batuan yang diberi nama dengan Formasi Tonasa, Formasi Makale, dan Walanae.

Formasi Tonasa digunakan untuk menerangkan batuan yang dijumpai di wilayah Maros, Pangkep, Barru dan Jeneponto. Formasi Makale digunakan untuk menjelaskan penyebaran batuan karbonat yang ada di wilayah utara seperti di Enrekang dan Toraja serta Toraja Utara.

Formasi Walanae digunakan untuk batuan karbonat yang tersebar di daerah Bone, Sinjai, Bulukumba dan Selayar.

Untuk keperluan mitigasi, perlu dilakukan pemetaan pada daerah-daerah ini, terutama lokasi-lokasi dimana ditemukan adanya retakan-retakan dipermukaan yang disertai munculnya air.

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan massifnya pembanguan infrastruktur seperti pembangunan jalan dan lainnya yang membutuhkan lahan luas menyebabkan fenomena ini akan sering terjadi dimasa yang akan datang.

Kondisi lahan-lahan yang berada di atas batu gamping yang telah mengalami retakan-retakan yang disertai dengan longsoran kecil maupun keluarnya air harus segera dipetakan sebagai upaya mitigasi.

“Semoga fenomena ini bisa di deteksi sedini mungkin, sehingga tidak sampai menyebabkan korban jiwa maupun infrastruktur,” kata Adi. (***)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Fenomena Sinkhole "Lubang Besar " Terjadi Di Maros

Trending Now

Iklan