Calon Penantang di Pilkada Jangan Hanya Pakai Pendekatan Wait and See
![Media Selayar](http://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiif1A12l3-YlymzJK9Mr_pt8LzaJHRB1S487-Uf9zFN9Wg_AfGJ7ml1raEwXfTIpP0MCzAd8QbpDhFJ0eHgoWx7o3AI3VZeH5qPhf_1vXBEsAj1smknH928OTe0ZClg/s150/IMG-20191014-WA0022.jpg)
MEDIA SELAYAR -MAKASSAR . Figur penantang pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 wajib full gas mulai saat ini. Demikian dijelaskan oleh Manager Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam.
Bukan apanya, kata Nursandy kalau figur penantang akan menghadapi petahana yang berada dalam mode "kampanye abadi".
"Seorang penantang perlu mengetahui bahwa sebagian besar petahana berada dalam mode kampanye abadi. Setelah memenangkan kontestasi, mereka segera mulai merencanakan dan bersosialisasi untuk pemilihan berikutnya," tulis Nursandy dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Selasa (23/7)
Menurut Nursandy, posisi sebagai kepala daerah disadari ataupun tidak, memberi insentif elektoral bagi mereka yang akan maju lagi pada pemilihan berikutnya sebagai petahana.
Petahana kata dia memiliki banyak keuntungan dan bekal mewah mengikuti proses kontestasi.
"Dimulai dari pengenalan nama yang sudah populer, basis politik, jejaring politik yang memadai, penguasaan birokrasi lokal hingga peningkatan kemampuan penggalangan dana," sambung Nursandy.
Dengan segala keuntungan itu, maka kata Nursandy, fase awal mengikuti pemilihan sebagai penantang petahana, mungkin tergolong berat sampai bahkan mustahil.
Namun peluang mengalahkan pemain lama menurut dia bukanlah misi yang mustahil.
"Untuk penantang, tidak ada bahasa “terlalu dini” untuk memulai sosialisasi. Meskipun pemilih belum memiliki pikiran tentang pemilihan, mulailah sesegera mungkin. Jika merasa surplus waktu, itu keuntungan yang perlu dimanfaatkan secara optimal," kata dia lagi.
Tak hanya soal pemanfaatan waktu, kalkulasi dan pembacaan politik seorang penantang menurut Nursandy sangat penting dalam menentukan lawan sesungguhnya.
Setelah menentukan dan mengetahui lawan, penantang perlu melakukan kontras yang tajam antara dirinya dengan petahana.
"Penantang sebaiknya “Gas Poll”. Pendekatan “wait and see” hanya akan mengurangi ketersediaan waktu yang cukup.
Penantang tak sekadar mengalir, harus deras dan kencang. Perlahan mengurangi berjalan, mulai memperbanyak berlari kecil," tegas dia. (*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
Trending Now
-
MEDIA SELAYAR. Satuan Narkoba (Satnarkoba) Polres Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan berhasil mengungkap 6,7 Kilogram (kg) narkoba jenis s...
-
MEDIA SELAYAR. Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar, H. Adu Ansar - H. M. Suwadi memastikan maju dalam ...
-
MEDIA SELAYAR. Pengungkapan kasus narkoba jenis sabu seberat 6,7 Kilogram (Kg) dari jaringan internasional di Kota Makassar, yang ditemukan ...
-
MEDIA SELAYAR. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Kepulauan Selayar menggelar acara syukuran dalam rangka m...
-
MEDIA SELAYAR. Andi Fajar, Liaison Officer (LO) Bakal Pasangan Calon Perseorangan (Bapaslon) untuk Pilkada serentak tahun 2024 meyakini Abdu...