Foto :Ombak Dan Cuaca Buruk (google) |
Cuaca yang berubah ubah dengan cepat dari baik menjadi buruk dan ombak laut yang cukup tinggi ini dinilai cukup membahayakan aktivitas pelayaran diperairan laut Selayar. Dimana dalam sebulan terakhir ini tercatat dua kejadian laut telah terjadi, yakni Kamis tanggal 25 Agustus 2016, sekitar pukul 06.00 wita .
Kapal KM..Sinar Hikmal 01 tenggelam di perairan laut sebelah timur Kec.Bontosikuyu, kemudian KM Senja Papua terdampar diperairan Pulau Pasi Kec.Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar pada Jumat, 2 September 2016. Kedua kejadian laut ini disebut sebagai dampak cuaca buruk diperairan laut Selayar.
Dari informasi yang berhasil dikumpulkan redaksi juga menyebutkan bahwa kondisi cuaca dengan angin timur yang cukup kencang telah menyebabkan sejumlah nelayan diwilayah timur Selayar dan diwilayah kepulauan memilih berhenti melaut karena tingginya gelombang. "
Daripada keluar melaut dengan resiko angin timur yang cukup kencang dan gelombang, sementara biaya cukup tinggi sekali melaut dibanding hasil, mending kita istirahat dan perbaiki perahu, demikian dijelaskan oleh Anwar, nelayan bagang di Pilau Jinato yang dihubungi redaksi melalui ponselnya.
Sementara itu dalam release BMKG melansir telah mendeteksi munculnya fenomena La Nina walaupun masih lemah pada akhir Agustus 2016. Prediksi La Nina akan bertahan hingga awal 2017. Bersamaan dengan La Nina juga terjadi fenomena Dipole Mode negatif sejak Mei 2016, yang diprediksi bertahan hingga November 2016, dengan kondisi anomali suhu permukaan laut yang hangat disekitar perairan Indonesia.
Portal resmi BMKG juga menayangkan tentang cuaca yang akhir-akhir ini cenderung mudah berubah dengan cepat, sehingga dihimbau kepada para nelayan maupun armada pelayaran antar pulau harus meningkatkan kewaspadaan. Bagi armada pelayaran, selain waspada juga harus menyediakan perlengkapan keselamatan pelayaran serta mengaktifkan sarana komunikasi untuk memudahkan koordinasi jika terjadi kondisi darurat. (redaksi)