MEDIA SELAYAR - Pelaksanaan Program Prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) akan memasuki babak baru pada awal 2026. Dimana pada tahun 2026 yang akan datang, Badan Gizi Nasional (BGN) menyiapkan alokasi belanja hingga Rp 1,2 triliun setiap hari, yang akan langsung menyentuh kebutuhan 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan, menegaskan bahwa skala anggaran itu menjadi bukti bahwa pemerintah tidak lagi melihat pemenuhan gizi sebatas program tambahan, melainkan sebagai agenda prioritas nasional.
“Insyaallah Januari kita mulai melayani 82,9 juta orang. Badan Gizi Nasional akan spending Rp 1,2 triliun per hari. Ini keputusan besar untuk masa depan anak bangsa,” ujar Dadan saat berlangsung penandatanganan nota kesepahaman dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal di kantor Bappenas, Jakarta.
Anggaran Masif, Setara Dua Hari Belanja BGN dengan Satu Tahun Bappenas
Dadan bahkan membandingkan, dua hari belanja BGN untuk MBG akan setara dengan total anggaran Kementerian PPN/Bappenas dalam setahun penuh.
“Kalau bicara prioritas, ini prioritas bangsa. Kami mohon maaf ke Pak Menteri PPN, tapi ini realitasnya,” selorohnya.
Capaian Awal 2025: 25 Juta Warga Terlayani
Meski baru berjalan, MBG sudah menunjukkan dampak nyata. Hingga September 2025, dari anggaran Rp 71 triliun, sekitar Rp 13 triliun telah diserap.
Dengan itu, 7.475 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berhasil melayani lebih dari 25 juta warga.
“Jumlah ini hampir setara dengan total populasi Australia, atau empat negara Skandinavia digabung,” ungkapnya.
Ledakan SPPG dan Dampak Ekonomi
Antusiasme mitra juga tinggi. Tercatat sudah ada 29 ribu SPPG mendaftar, meskipun setiap unit membutuhkan investasi hingga Rp 2 triliun. Dana pembangunan ini tidak bersumber dari APBN, melainkan dari mitra MBG.
Selain memperbaiki kualitas gizi, keberadaan SPPG juga membawa multiplier effect ke perekonomian.
“Satu SPPG mempekerjakan 50 orang langsung, melibatkan 15 supplier, dan setiap supplier butuh tenaga tambahan. Jadi perputaran ekonominya luar biasa,” kata Dadan.
Masa Depan Gizi Nasional
Jika target 2026 tercapai, MBG akan menjadi program gizi publik dengan cakupan terbesar di dunia. Pemerintah berharap generasi muda Indonesia tumbuh lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing di level global. Seperti dikutip dari release nasional Pelaksanaan Program MBG TA 2026 dari Pemerintah Pusat
Sementara itu pelaksanaan MBG di Kabupaten Kepulauan Selayar hingga Agustus 2025 masih belum menyentuh wilayah Kepulauan Selayar, khususnya pulau-pulau dalam Kawasan Taman Nasional Takabonerate.
Sejumlah kendala dan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaannya diwilayah pulau-pulau ini santer menjadi perbincangan pemerhati.
Termasuk penyediaan bahan baku dan cara distribusi yang melintasi lautan. Sedangkan didaratan saja saat ini telah banyak informasi yang kritis atas pelaksanaannya dibeberapa sekolah.
Selain itu yang belum jelas di daerah kepulauan ini adalah tidak adanya pusat informasi untuk menyampaikan saran dan kritik mengenai pelaksanaan MBG.
Sejumlah pejabat daerah hingga wakil rakyat mengaku tidak mengetahui kemana mencari informasi dan memasukkan saran mengenai pelaksanaannya. Kecuali menunjukkan dapur MBG yang telah ada di Benteng Selayar.
Keluhan dan informasi mengenai kelebihan dan kekurangannya serta perkembangan pelaksana MBG juga tidak terupdate didaerah ini, kendati demikian pelaksanaan terus berjalan. (R).