MEDIA SELAYAR - Kejadian demi kejadian terus terjadi. Kasus keracunan murid diduga usai santap paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) terus terdengar.
Seperti yang terjadi di Jawa Timur. Puluhan siswa di Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur alami keracunan diduga kuat usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Selasa (9/9/2025).
Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan, Saifudin, mencatat ada 20 siswa yang dilarikan dan mendapat perawatan di puskesmas dan rumah sakit.
Anak siswa dan siswi ini mengalami gejala pusing, muntah, dan diare usai santap MBG.
" Hasil awal, sampel makanan yang kami ambil sudah diperiksa dan kami menemukan di bawah standar dan tidak higienis atau terkontaminasi mikroorganisme dan untuk informasi pasti, kami masih menunggu hasil uji laboratorium," jelasnya Saifuddin
Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Sementara itu pada sepekan sebelumnya diberitakan kasus yang sama keracunan makanan menimpa siswa SMPN 31 Bandar Lampung dan SDN 2 Sukabumi pada Jumat (29/8/2025) lalu Kasus ini juga ramai dan viral dijagad maya.
Dinkes setempat mencatat, dari total 247 siswa keracunan MBG dan 12 orang diantaranya sempat dirawat di rumah sakit dan puskesmas.
Ratusan siswa lainnya menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, dan pusing.
Akibat kejadian ini produksi MBG diwilayah tersebut dihentikan sementara guna memperbaiki semua kesalahan dan melakukan peningkatan standar.
Dalam bulan Agustus 2025 kasus terbanyak siswa yang diduga alami keracunan di Kabupaten Sleman dan di Kabupaten Bengkulu. Sementara jika ditarik mundur hingga April 2025 maka kasus keracunan massal akibat makanan semakin banyak dan parah.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Dan pada tahun 2026 yang akan datang, program ini akan menghabiskan anggaran negara ratusan triliun rupiah. Dengan harapan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia.
Catatan yang diterima Media Selayar, untuk Program MBG di Kabupaten Kepulauan Selayar, hingga awal September 2025 belum menyentuh wilayah Kepulauan Selayar khususnya anak-anak yang sekolah di Kecamatan Takabonerate. (R).