MEDIA SELAYAR. Terjadi penurunan struktur daratan sekitar 1,3 meter di Desa Kalaotoa, Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, akibat gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Flores, pada Selasa 14 Desember 2021 lalu.
Demikian disampaikan oleh Camat Pasilambena Patta Bau, kepada mediaselayar.com, pada Sabtu (29/1).
Patta Bau mengungkapkan jika penurunan struktur tanah tersebut menyebabkan air laut masuk dan merendam sejumlah permukiman warga. Bahkan saat pasang, air laut melewati tanggul pembatas sepanjang 360 meter dipantai Kalaotoa.
"Tidak ada lagi daerah pantai di Desa Kaloatoa seperti sebelum terjadinya gempa. Sejumlah pemukiman warga terendam saat terjadi pasang air", jelas Patta Bau.
Terkait hal tersebut, Camat Pasilambena mengaku sudah melaporkan kepada pemerintah kabupaten. Patta Bau menyampaikan jika Pemeeintah Kabupaten Kepulauan Selayar akan menurunkan tim untuk melakukan survei terhadap penurunan struktur tanah tersebut.
Selain air laut yang menggenangi permukiman warga, sejumlah retakan juga terlihat di jalan poros antardesa di pulau Kalaotoa. Menurut warga, di pesisir Desa Kalaotoa bahkan ada tanah retakan selebar 1 meter lebih memanjang dari utara ke selatan yang dalamnya tidak terukur.
Hal ini pun membuat sejumlah masyarakat Desa Kalaotoa khawatir dengan kondisi yang terjadi. Rina Apriani contohnya, saat ini Ia mengaku khawatir tinggal di pulau tersebut.
"Kami sebenarnya sudah tidak betah, setiap saat kami terancam. Air laut sudah naik ke pemukiman, retakan di mana-mana, ditambah lagi dengan ancaman gempa yang terus terjadi," ucap Rina.
Dia mengatakan tidak hanya air laut yang naik ke permukiman, warga juga masih sering mendengar suara gemuruh disusul goncangan di desa mereka.
Namun, Reni mengatakan warga tidak tahu harus kemana. Kami hanya bisa berharap pemerintah bisa mencari solusi untuk warga, pungkasnya. (Tim).