MEDIA SELAYAR. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan berhasil meraih juara 2 pada ajang Lomba Ide Bisnis (Business Ideathon) Tahun 2021, setelah Institute Teknologi Bisnis Kalla (ITBK), sebagai pelaksana mengumumkan hasil lomba secara daring melalui zoom meeting, Rabu (27/10).
Dalam pengumuman Lomba Business Ideathon Tahun 2021, ITB Kalla sebagai penyelenggara mengumumkan SMKN 7 Kepulauan Selayar, sebagai juara 2 atas idenya dalam mengolah limbah ternak kambing menjadi pupuk kompos. Pelaksana menilai video detail dan teknis, serta pemanfaatan sumber daya yang terbatas menggambarkan effort tim yang baik.
Kepada Pewarta, Kepala SMK Negeri 7 Kepulauan Selayar, Noer Kamal, S. Kom., mengatakan pihaknya bangga dengan pencapaian yang telah diraih oleh siswanya di ajang Lomba Business Ideathon ITB Kalla 2021.
"Pada Lomba Ide Bisnis ini, kami mengusung ide usaha "KOMPOSTA", sebagai hasil karya para pelajar SMKN 7 Selayar pada kompetensi keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR)", kata Noer Kamal.
Dalam lomba ini, SMKN 7 Selayar berhasil meraih juara 2, berada satu tingkat dibawah dari SMA Negeri 17 Gowa.
Kendati demikian, kata Noer Kamal, dengan raihan yang telah ditoreh sekolah yang dipimpinnya tersebut, cukup membuktikan bahwa sekalipun SMKN 7 Selayar berada di daerah pelosok, juga mampu berbicara dan meraih prestasi.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan pada Lomba Business Ideathon ITB Kalla Tahun 2021, SMKN 7 Selayar mengusung ide pembuatan pupuk kompos, karena selain sebagai salah satu pokok pembelajaran di sekolah, juga dilatarbelakangi oleh lokasi dan kondisi masyarakat Desa Bontona Saluk, yang memang berprofesi sebagai petani dan peternak.
"Bahan dasar untuk pembuatan pupuk kompos dapat diperoleh dengan mudah baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat Desa Bontona Saluk yang merupakan lokasi SMKN 7 Selayar berada, karena sebagian masyarakat memang berprofesi sebagai petani dan peternak, dalam hal ini ternak Ruminansia", kata Noer Kamal.
SMKN 7 mengusung ide bisnis pupuk kompos, karena memang kita ingin memaksimalkan potensi dan bahan baku lokal, yang selama ini belum terolah dan termanfaatkan dengan baik. Kita juga punya mesin sendiri yang sudah disediakan oleh sekolah", jelas Noer Kamal.
Selain itu, kata Noer Kamal, meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan pupuk, yang dibarengi dengan isu pupuk kimia yang menyebabkan dampak kurang baik terhadap kesuburan tanah, maka kami berinisiatif membuat pupuk kompos yang tentu saja pemanfaatannya tidak akan berdampak buruk terhadap tanah dan tanaman, tambahnya.
"Produk "KOMPOSTA" telah melalui tahap uji laboratorium di Laboratorium Kimia Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitasnya", ucap Kepala SMKN 7 Selayar Noer Kamal.
Kedepannya, untuk pengembangan "KOMPOSTA", yang didukung oleh Unit Produksi SMKN 7 Selayar, berinisiatif melakukan pemasaran produk dengan memanfaatkan aplikasi online, sehingga produk hasil olahan siswanya dapat dikenal dan digunakan oleh masyarakat di Kepulauan Selayar pada khususnya dan masyarakat daerah lain yang membutuhkan, pungkasnya. (Afd).