MEDIA SELAYAR - Kondisi Movable Bridge (MB) atau jembatan sandar kapal di Pelabuhan Penyeberangan Feri Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar, masih berada dalam status darurat.
Kerusakan yang terjadi sejak awal 2024 hingga kini belum diperbaiki secara tuntas, sehingga mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat kendaraan dan penumpang di pelabuhan utama tersebut.
Informasi yang diperoleh MEDIA SELAYAR menyebutkan bahwa bagian hidrolik MB sempat mengalami patah dan lantai jembatan jebol.
Akibatnya, proses naik-turun kendaraan dari kapal feri menjadi tidak stabil dan sepenuhnya bergantung pada kondisi pasang-surut air laut. Ini tentu menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengguna jasa penyeberangan.
Kondisi ini diperburuk dengan cuaca ekstrem yang melanda perairan Selat Selayar. Beberapa kali BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait angin kencang dan gelombang tinggi, yang memaksa otoritas pelabuhan menerapkan sistem buka–tutup pelayaran.
Salah satu contohnya terjadi ketika pelayaran dihentikan total karena gelombang mencapai 3 meter dan angin melampaui kecepatan 40 knot.
Kepala UPT Pelabuhan Pamatata, Syamsul Qadri, pada pertengahan Juli lalu menyatakan bahwa kondisi cuaca telah mulai bersahabat dan layanan kembali berjalan normal.
Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi terkait perbaikan menyeluruh terhadap MB dermaga yang rusak.
Sementara itu, publik juga dikejutkan oleh insiden yang melibatkan ambulans yang membawa pasien gawat darurat.
Karena tidak ada kapal feri yang tersedia saat itu, proses evakuasi medis menjadi tertunda, mengindikasikan ketiadaan SOP khusus untuk penanganan pasien kritis dalam kondisi operasional terbatas.
Pelabuhan Pamatata merupakan jalur penghubung vital antara Pulau Selayar dan daratan Sulawesi. Banyak pihak mendesak agar pemerintah pusat, Kementerian Perhubungan, serta pengelola pelabuhan segera mengambil tindakan konkret untuk memperbaiki fasilitas MB.
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi menyangkut nyawa dan kebutuhan pokok warga Selayar,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat.
Tulisan ini di-update untuk mengisi halaman MEDIA SELAYAR
