MEDIA SELAYAR - Usia kemerdekaan Republik Indonesia semakin bertambah. Hari Ulang Tahun (HUT) RI Ke - 80 tinggal menghitung hari.
Perayaan meriah terlihat dimana-mana, membuktikan bahwa semangat kemerdekaan tetap dirasakan oleh rakyat Indonesia termasuk di Kepulauan Selayar.
Sebegitu meriahnya hingga suara nelayan dari wilayah Kepulauan Selayar nyaris tak terdengar".
Suara nelayan menyangkut ketersediaan dan harga bahan bakar solar kebutuhan melaut yang masih mahal dibanding wilayah lainnya di Indonesia.
Dari sejumlah pulau-pulau dalam kawasan nasional Takabonerate tercatat harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bervariasi, mulai dari 12 ribu rupiah perliter hingga 15 ribu rupiah perliternya.
Harga ini meningkat 200 persen lebih dari harga resmi solar subsidi yang hanya 6800 rupiah perliter. Kalaupun mahal, para nelayan terpaksa harus membeli karena tanpa bahan bakar tentu mereka tidak bisa mencari reseki untuk kelanjutan kehidupan mereka bersama keluarga.
Pasokan bahan bakar minyak jenis solar kebutuhan nelayan dan listrik diwilayah Kepulauan Selayar kebanyakan dari daerah tetangga. Seperti Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bantaeng yang diangkut oleh perahu-perahu pembeli ikan dan pengangkut barang campuran.
Sementara pasokan dari ibu kota Kabupaten Selayar sangat minim dan sangat tidak mencukupi.
Kondisi mahalnya BBM jenis solar ini telah dirasakan nelayan sejak lama namun tidak pernah mendapat perhatian serius dari pemerintah mulai pusat sampai daerah. Terbukti hingga saat ini belum ada solusi BBM murah bagi nelayan di Takabonerate.
BACA JUGA BERITA LAINNYA TENTANG BBM KEBUTUHAN NELAYAN DI KEPULAUAN SELAYAR :
--BBM Susah, Nelayan Takabonerate Terancam Nganggur
--Nelayan Takabonerate Resah, BBM Kebutuhan Melaut Langka dan Mahal
--Solar Langka Aktivitas Sebagian Besar Nelayan Takabonerate Terganggu
--Nelayan Takabonerate Keluhkan Naiknya Harga Solar dan Garam