MEDIA SELAYAR - Antrian ribuan warga Kepulauan Selayar yang butuh bahan bakar untuk kendaraannya terpantau di semua pangkalan resmi Pertamina di daerah ini. Mulai dari pangkalan di Barugaia hingga dua pangkalan di pusat Kabupaten Kepulauan Selayar terpantau masih mengular hingga Minggu (23/1) siang.
Diketahui setiap pembelian untuk motor dibatasi hingga 30ribu rupiah saja, sementara untuk mobil dibatasi 150ribu. Kondisi ini berlaku disemua pangkalan yang terpantau di daratan Kepulauan Selayar.
Menurut sumber di pangkalan, pembatasan pembelian diberlakukan agar semua pengguna mendapatkan bahan bakar.
Krisis bahan bakar terjadi di Kepulauan Selayar karena terlambatnya pasokan dari Makassar akibat cuaca buruk, Bahkan ketika bukan cuaca burukpun kerap terjadi hal yang hampir sama seperti ini. Kadang persoalan buka tutup dan kadang kehabisan stok, berdasarkan hasil pantauan www.mediaselayar.com.
Sementara itu sejumlah pihak menyayangkan adanya dugaan penyaluran stok bahan bakar ke tingkat pengecer dari APMS yang jumlahnya dinilai terlalu banyak. Sehingga berakibat stok bbm di pangkalan kerap habis.
Seperti yang terpantau pada Minggu (23/1) sekitar pkl. 00.29 wita di Matalalang. Sebuah mobil pickup terpantau mengangkut 3 buah drum berisi bahan bakar pertalite penuh. Tujuannya untuk dibawa ke tingkat pengecer. Seperti disampaikan oleh sang driver mobil bernama Saripuddin.
Menurutnya Ia membawa drum tersebut dari pangkalan APMSyang ada di Parappa, dan dipesan agar mengangkut pada malam hari. Tujuannya diangkut ke 3 titik pengecer yang tidak sempat disebutkannya. Ia menyampaikan hal ini saat didapati di Matalalang untuk membongkar muatannya.
Dikonfirmasi ke pemilik pangkalan yang berada di Parappa, melalui pesan wa, pada Minggu (23/1) siang, awalnya membenarkan hal tersebut, " Iye pak karena sy suruh anggota kU itu pangkalanku jI kusuruh. Kasih itu saja sedikit jI karena 3 drum biasa 5 drum".
Namun beberapa saat kemudian membantah kalau 3 drum pertalite tersebut berasal dari pangkalannya. Pemilik pangkalan menghubungi Pewarta dan menyebut bukan kami yang punya drum bbm. Kami memang mengirim ke pangkalan kami sendiri di Barang-barang Kecamatan Bontosikuyu, ujarnya melalui telepon.
Pewarta mempertegas kembali menanyakan kepada pemilik pangkalan terkait pengakuan sopir bahwa bbm tersebut dimuat dari pangkalan di Parappa, Pemilik pangkalan kembali menampik dan menyampaikan bahwa tidak benar kata sopir tersebut.
Lalu siapakah pemilik 3 drum Pertalite yang diangkut oleh kendaraan pickup semalam ?
Saksi mata dilokasi Matalalang, Dali menyebut kalau memang ada bahan bakar 3 drum yang dimuat pikup diselubungi tenda biru berhenti dan akan bongkar di sini, namun kemudian pergi lagi ke arah selatan.
Belum diketahui pasti, apakah bbm ini illegal diselundupkan keluar pangkalan atau memang bbm ini dibawa ke pangkalan resmi milik pemilik pangkalan yang ada di Parappa, entahlah.
Sementara itu dari pantauan mediaselayar.com pada Minggu, ribuan kendaraan di 3 pangkalan masih antri mendapatkan bbm dengan harga Pertalite seharga 7.250 per liter sementara Pertamax 9000 perliter.
Pantauan lainnya, ditingkat pengecer sudah banyak dijual bahan bakar jenis Pertalite dan Pertamax, namun harganya mahal dan bervariasi hingga 15 ribu rupiah perbotol. (Tim).