Pasti ingat karena kejadian ini menghebohkan jagad netizen saat itu. Saat sebuah postingan siaran langsung memperlihatkan suasana histeris para penumpang berada di sisi lambung kapal yang sudah miring dan dihantam gelombang.
Sudah 2 tahun berlalu namun kejadian ini masih membekas tentu pada seluruh korban dan keluarga korban serta semua yang terlibat dalam kejadian ini.
Kapal Motor Lestari Maju kandas di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/7/2018). Kapal yang pengangkut 139 penumpang dan 48 kendaraan itu berlayar dari pelabuhan Bira ke Pelabuhan Pamatata pada Selasa pagi.
Pihak berwajib menyatakan kalau, KM Lestari Maju mengalami kebocoran pada lambung kapal dalam kondisi cuaca disana tidak bersahabat.
Selain memuat penumpang orang, KM Lestari Maju juga membawa 48 kendaraan berbagai golongan. Antara lain 18 unit kendaraan roda dua, 14 kendaraan roda empat, dua bus, dan 14 truk.
Saat ini, kapal tersebut telah dibawa oleh yang punya, konon telah dijual sebagai besi tua.
Tempat kejadian sekitar 300 meter dari Pantai Pabadilang, di Kecamatan Bontomatene, Kepulauan Selayar.
Kalaupun kemudian dalam prosesnya sejumlah soal muncul. Misalnya soal manifest penumpang yang tidak sesuai dan penyaluran bantuan terhadap korban.
Sebab data jumlah korban yang tercatat oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, adalah sebanyak 332 orang.
Korban sebanyak 332 orang ini terdiri dari 36 orang meninggal, 1 orang bayi Aditya dinyatakan hilang, dan sisanya 295 orang selamat.
Catatan ini berbeda dengan data Basarnas Makassar yang mencatat sebanyak 190 orang korban KM Lestari Maju. Sebanyak 34 orang diantaranya meninggal dunia, 1 orang bayi hilang dan sisanya 155 orang selamat.
Berbeda lagi catatan Polda Sulawesi Selatan yang merilis jumlah korban KM Lestari Maju sebanyak 242 orang. Sebanyak 36 orang meninggal dunia, 1 orang bayi hilang dan 205 orang dinyatakan selamat.
Yang pasti semua sudah berlalu. Dua tahun lalu tepat pada hari ini 3 Juli 2020.
Semoga mereka yang menjadi korban kapal naas ini mendapat tempat yang layak di Sisi Allah SWT. Aamin.
Catatan Pewarta dari tenggelamnya kapal naas ini kapal tersebut diketahui hendak berlayar pada pukul 09.00 pagi, tapi diundur sampai pukul 10.00 pagi karena adanya cuaca yang kurang baik.
Kapal tersebut mulai oleng pukul 14.30, ketika mesin mati dan terombang-ambing di laut. Kapal tersebut karam 300 meter dari Pantai Pabaddilang, Selayar.
Kapal diketahui mulai tenggelam ketika hendak dalam pelayaran menuju Pelabuhan Pamatata, Selayar dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba setelah berlayar 15 menit.
Ia mengalami kebocoran lambung, yang menyebabkan masuknya air ke dalam lambung kiri kapal. Saat itu, nakhoda berupaya untuk menepikan kapal ke pulau terdekat. Namun mesin yang rusak ditambah cuaca buruk membuat sebagian kapal tenggelam sebelum sampai di pulau terdekat.
Selain hal-hal di atas, diketahui kapal memiliki manifes yang tak sesuai dan tak ada peringatan saat kecelakaan. Kapal tersebut juga diketahui pernah dipakai untuk mengangkut barang. Kapal ini memiliki surat manajemen yang dikeluarkan pada 12 Januari 2018, dan berakhir pada 25 Juni 2018.
Terbuka fakta baru bahwa karena air yang memasuki kapal itu, menyebabkan nakhoda mengkandaskan kapal itu agar tak tenggelam dan mempermudah penyelamatan awak-awak kapal.
Terbuka fakta baru bahwa karena air yang memasuki kapal itu, menyebabkan nakhoda mengkandaskan kapal itu agar tak tenggelam dan mempermudah penyelamatan awak-awak kapal.
Hal itulah yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H Purnomo. Kapal tersebut dikandaskan 300 meter sebelum Pelabuhan Pabaddilang.
Menurut Kabag Humas Badan SAR Nasional, jumlah orang yang ada dalam kapal tersebut adalah 164 orang. Hal ini meningkat dari yang sebelumnya disebutkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, yaitu sebanyak 139 orang dan 48 unit kendaraan,
Menurut Kabag Humas Badan SAR Nasional, jumlah orang yang ada dalam kapal tersebut adalah 164 orang. Hal ini meningkat dari yang sebelumnya disebutkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, yaitu sebanyak 139 orang dan 48 unit kendaraan,
Hal yang juga sama juga dinyatakan oleh BPBD Bulukumba.[8] Namun disebutkan di data yang terbaru, bahwa menurut Kepolisian Resor Selayar diketahui sebanyak 155 orang selamat dan 34 orang meninggal.
Pada update terbaru, hingga Jumat petang 6 Juli menyebut bahwa korban tewas telah mencapai 36 orang dengan korban selamat 166 orang. Seorang anak kecil, berusia satu tahun bernama Aditya yang berasal dari Kabupaten Takalar diketahui hilang dalam musibah tersebut.
Dalam kapal tersebut, uang gaji ASN sebanyak Rp 30 M seberat 18 kg dapat diselamatkan. Uang tersebut dibawa juga ke Bank Sulselbar cabang Selayar.
Sebagai akibat dari kejadian musibah ini, 2 orang telah ditetapkan sebagai tersangka: yakni Agus Susanto, nakhoda dan Kuat Maryanto, perwira syahbandar.
Dalam kapal tersebut, uang gaji ASN sebanyak Rp 30 M seberat 18 kg dapat diselamatkan. Uang tersebut dibawa juga ke Bank Sulselbar cabang Selayar.
Sebagai akibat dari kejadian musibah ini, 2 orang telah ditetapkan sebagai tersangka: yakni Agus Susanto, nakhoda dan Kuat Maryanto, perwira syahbandar.
Keduanya dijadikan tersangka oleh karena nakhoda bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan dan syahbandar karena memberi izin berlayar meski kapal telah melebihi kapasitas.
Catatan lainnya dari tragedi ini, Selayar mendapat lirikan hangat dari media-media nasional dan internasional yang kemudian membumikan kepulauan Selayar ke mata orang dunia.Kompas TV, TV One, Metro TV dan CNN, I News TV dan TVRI bersama membumikan Kepulauan Selayar. (Lo2).
LIVE ON TV : Tragedi Karamnya KM Lestari Maju Di Pulau Selayar
Catatan lainnya dari tragedi ini, Selayar mendapat lirikan hangat dari media-media nasional dan internasional yang kemudian membumikan kepulauan Selayar ke mata orang dunia.Kompas TV, TV One, Metro TV dan CNN, I News TV dan TVRI bersama membumikan Kepulauan Selayar. (Lo2).
LIVE ON TV : Tragedi Karamnya KM Lestari Maju Di Pulau Selayar