iklan

Kalau Ada Apa-apa Saat Berjualan Diatas Kapal, Siapa Yang Tanggung Jawab ?"

Media Selayar
Minggu, 05 Maret 2017 | 21:47 WIB Last Updated 2017-03-05T14:07:17Z
Fhoto : Selayar News
MEDIA SELAYAR. Pelarangan berjualan diatas kapal bagi Pkl berbuntut panjang hingga malam ini Minggu (5/3), ratusan warga Desa Tanete dan Desa Pamatata didampingi Lsm Ippmas mendatangi pelabuhan Pamatata untuk mengusir Kapal KM.Lestari Maju dari pelabuhan Pamatata. Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat pihak keamanan dari anggota Kepolisian dan anggota TNI.

Sementara itu, diperoleh informasi bahwa proses mediasi telah dilakukan untuk menghentikan aksi warga yang menuntut pihak Lestari Maju untuk memberi kebebasan kepada pedagang kaki lima untuk berjualan diatas kapal. Pihak KM.Lestari Maju menyatakan pada awalnya tidak keberatan jika Pkl berjualan diatas kapal. Sayangnya kebebasan tersebut menjadi bumerang bagi pengelola mengingat masuknya sejumlah protes penumpang yang merasa terganggu dengan ramainya pkl diatas kapal hingga ke palka penumpang. lalu siapa yang akan bertanggungjawab bila kemudian terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap pkl diatas kapal." Misalnya terjatuh atau barangnya tersenggol mobil dan penumpang"  

Sementara itu, Andi Irham dan Muh Arsyad pemantau sosial masyarakat Selayar, saat dimintai informasi dari Pamatata menjelaskan bahwa aksi tersebut dinilai sebagai aksi spontan masyarakat Tanete dan Pamatata sebagai wujud solidaritas. Dan mereka diajak serta dan didampingi oleh aktivis lsm Ippmas.

Apa yang disuarakan itu adalah betul dan merupakan kewajaran bagi manusia bila sumber penghidupan terusik maka tentu saja akan terjadi reaksi. Namun yang perlu digaris bawahi bahwa ancaman pengusiran kapal KM Lestari Maju dari Selayar, hanya karena persoalan sekecil itu, dinilai terlalu berlebihan, ujar Irham.

Irham menyatakan bahwa hal sepele seperti itu, tidak harus dihadapi dengan aksi pengusiran kapal, akan tetapi dicarikan solusi, agar kedua belah pihak yang berkepentingan tidak saling merugikan, dan tidak menghambat pembangunan di Selayar. Bila kapal tersebut diusir maka kemunduran lagi namanya, tegas Irham.

Dari sejumlah masukan yang diterima redaksi melalui massanger, yang ditujukan kepada pengelola pelabuhan, dan pengelola kapal feri melalui Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, bahwa sebagian besar masukan pembaca tersebut, meminta agar pkl kembali dibebaskan, untuk berjualan namun tidak sampai mengganggu kenyamanan penumpang. Misalnya dengan tarik menarik pintu mobil penumpang saat berhenti.

Masukan lainnya yang diterima melalui massager dan halaman depan Pewarta Selayar, meminta melalui Pemerintah untuk memberi ketegasan kepada pengelola pelabuhan, agar mengaktifkan terminal kedatangan, dan memberi kesempatan kepada pedagang, untuk berjualan. Sekaligus menutup portal masuk ke atas kapal selain penumpang dan kendaraan yang akan menyeberang dengan memberi limit waktu. (Hasan)

BERITA TERKAIT : 

  1. Pengelola Kapal Tetap Melarang, PKL Pamatata Dan IPPMAS Kembali Boikot 
  2. Dilarang Jualan Diatas Kapal Feri, PKL Pamatata Protes


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kalau Ada Apa-apa Saat Berjualan Diatas Kapal, Siapa Yang Tanggung Jawab ?"

Trending Now

Iklan