Fhoto : Selayar News |
Sementara itu, Andi Irham dan Muh Arsyad pemantau sosial masyarakat Selayar, saat dimintai informasi dari Pamatata menjelaskan bahwa aksi tersebut dinilai sebagai aksi spontan masyarakat Tanete dan Pamatata sebagai wujud solidaritas. Dan mereka diajak serta dan didampingi oleh aktivis lsm Ippmas.
Apa yang disuarakan itu adalah betul dan merupakan kewajaran bagi manusia bila sumber penghidupan terusik maka tentu saja akan terjadi reaksi. Namun yang perlu digaris bawahi bahwa ancaman pengusiran kapal KM Lestari Maju dari Selayar, hanya karena persoalan sekecil itu, dinilai terlalu berlebihan, ujar Irham.
Irham menyatakan bahwa hal sepele seperti itu, tidak harus dihadapi dengan aksi pengusiran kapal, akan tetapi dicarikan solusi, agar kedua belah pihak yang berkepentingan tidak saling merugikan, dan tidak menghambat pembangunan di Selayar. Bila kapal tersebut diusir maka kemunduran lagi namanya, tegas Irham.
Dari sejumlah masukan yang diterima redaksi melalui massanger, yang ditujukan kepada pengelola pelabuhan, dan pengelola kapal feri melalui Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, bahwa sebagian besar masukan pembaca tersebut, meminta agar pkl kembali dibebaskan, untuk berjualan namun tidak sampai mengganggu kenyamanan penumpang. Misalnya dengan tarik menarik pintu mobil penumpang saat berhenti.
Masukan lainnya yang diterima melalui massager dan halaman depan Pewarta Selayar, meminta melalui Pemerintah untuk memberi ketegasan kepada pengelola pelabuhan, agar mengaktifkan terminal kedatangan, dan memberi kesempatan kepada pedagang, untuk berjualan. Sekaligus menutup portal masuk ke atas kapal selain penumpang dan kendaraan yang akan menyeberang dengan memberi limit waktu. (Hasan)
BERITA TERKAIT :
- Pengelola Kapal Tetap Melarang, PKL Pamatata Dan IPPMAS Kembali Boikot
- Dilarang Jualan Diatas Kapal Feri, PKL Pamatata Protes