 |
| Illustrasi |
Hingga saat ini belum ada data pasti jumlah kematian akibat terkena bom ikan di kawasan nasional takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Sehingga bagi sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bermaksud melakukan advokasi lingkungan dan advokasi terhadap keluarga keluarga korban illegal fishing di kabupaten kepulauan ini sangat kesulitan untuk memulai program advokasinya. Setidaknya hal ini menjadi presenden buruk bagi pemerintah dan pihak pihak terkait dalam penanganan dan pengawasan kawasan yang dilindungi ini.
Dari data lembaga swadaya masyarakat kepulauan yang memberikan data kepada penulis bahwa kematian akibat terkena Bom ikan diperkirakan mencapai 5 s/d 10 orang pertahun, namun data data jumlah secara matematis dan nama nama korban tidak di sebutkan termasuk datadata dari pihak pemerintah dan pihak berwajib belum adayang di publikasikan.
Kemungkinan tidak akan di berikan bila kemudian diminta secara resmi ataukah data yang ada adalah data lama. Selain itu tentu saja angka kecelakaan bagi pelaku yang menyebabkan kematian saat terkena bom ikan, akan terikut juga datadata jumlah perahu dan jenis perahu serta jenis bahan peledak yang di gunakan termasuk lokasinya, sehingga dengan data data ini maka beberapa sistem penanganan dapat diketahui dari data ini.
Diantaranya yang paling penting bagi pihak berwajib adalah jenis handak yang di gunakan. Mengapa bisa lolos masuk ke kawasan dan bagaimana caranya akan terjawab. Lalu muncul pertanyaan, apa saja tugas tugas mereka yang telah di berikan biaya negara untuk mengurusi kawasan takabonerate Selayar dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini ?
Bila terdapat kekeliruan dalam penulisan silahkan Kontak Redaksi kami Untuk Klarifikasi
- Selayar Information Service
